Nusantara
Sejarah ME di Indonesia
Di Indonesia sendiri gerakan ME diprakarsai oleh Mgr. Leo Soekoto, SJ. (alm) yang sewaktu kunjungannya ke Eropa pada tahun 1975 mendengar tentang adanya gerakan ME ini. Tertarik akan tujuan gerakan ME yaitu membina kehidupan keluarga yang baik, maka Mgr. Leo Soekoto mengutus Romo Adolf Heuken, SJ. (alm)─yang kebetulan pada waktu itu akan mengikuti ziarah ke Lourdes, untuk mempelajari tentang gerakan ME. Maka setelah menyelesaikan ziarah, Romo Heuken mampir ke Belgia untuk mencari informasi tentang Gerakan ME. Dan untuk dapat mengenal gerakan ME dengan baik, Romo Heuken disarankan untuk mengikuti weekend ME, yang kemudian diikutinya.
Sekembalinya ke tanah air Romo Heuken melaporkan hasil kunjungannya kepada Mgr. Leo Soekoto. Selanjutnya disepakati untuk mengundang Romo Guido Herbaut Pr. beserta timnya dari Belgia untuk memberikan weekend pertama di Indonesia.Bertempat di Evergreen Puncak pada tgl. 25-27 Juli 1975 berlangsunglah weekend ME pertama yang diikuti oleh 9 pasutri, 2 orang suster dan 2 orang Imam (salah satunya adalah Mgr. Leo Soekoto sendiri). Peserta Weekend pertama ini dipilih orang-orang yang mengerti bahasa Belanda karena bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa Vlaams yang mirip dengan bahasa Belanda.Pada weekend berikutnya, tim dari Belgia tersebut memberikan semacam deeper weekend bagi 5 pasutri yang telah mengikuti weeekend pertama, bersama seorang imam yaitu Romo Piet Nooy SVD yang pada saat itu menjabat sebagai Ketua Komisi Kehidupan Keluarga KAJ. Setelah itu Romo Piet Nooy lalu diundang ke Belgia untuk memperoleh latihan khusus. Sepulangnya dari Belgia beliau mengadakan workshop intensif bersama pasutri Bapak/Ibu Marsidi dan Tony & Greta.Pada 7-9 Mei 1976 adalah weekend pertama dalam bahasa Indonesia yang diikuti 10 pasutri dan 2 orang suster. Sejak saat itu ME berkembang dengan pesat dan dalam waktu 6 bulan telah melebarkan sayapnya ke Jawa Tengah. Saat ini ME telah menyebar ke seluruh tanah air dari Sumatera Utara sampai ke Merauke. Jumlah pesertanya telah mencapai kira-kira 30.000 orang.